Tumpukan sampah di salah satu sungai di Sidoarjo, MTVN - Hadi
Itu disampaikan Direktur Eksekutif Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) Prigi Arisandi di Sidoarjo, Rabu 26 Juli 2017. Prigi mengklaim fakta itu setelah melakukan penelitian pada habitat ikan di sungai-sungai itu.
Sepekan lalu, lanjut Prigi, ia dan kawan-kawan membersihkan aliran tiga sungai di Sidoarjo. Mereka menemukan sampah di tiga sungai tersebut.
Adapun tiga sungai berlokasi di Kecamatan Balongbendo, Krian, dan Taman. Sungai Sidoarjo, demikian warga setempat menyebutnya, membentang sepanjang 12 kilometer. Sungai menjadi batas alami antara Kota Surabaya dengan Sidoarjo.
"Ekosistem di sungai-sungai itu mengalami gangguan, efek dari kebiasaan buang sampah sembarangan," kata Prigi kepada Metrotvnews.com.
Gangguan itu berupa sampah dan limbah. Prigi dan rekan-rekan menemukan lebih kurang 3 kilogram popok bekas pakai mengapung di sungai.
Menurut Prigi, bahan beracun terdapat pada popok. Bahan tersebut mengganggu kualitas air serta produksi ikan dalam sungai.
Ecoton menunjukkan sampah popok yang dibuang ke sungai ke Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (MTVN - Hadi)
Kondisi itu mengakibatkan ketidakjelasan kelamin pada 20 persen ikan di tiga sungai itu. Prigi menyebutkan istilah intersex atau ikan bencong pada kondisi tersebut.
"Sedangkan 80 persen lainnya betina," lanjut Prigi.
Seharusnya, ungkap Prigi, pembagian jenis kelamin habitat ikan dalam sungai jelas. Alias, fifty-fifty.
"Yaitu 50 persen ikan betina, 50 persennya lagi ikan jantan. Tapi faktanya, kan tidak demikian," ujar Prigi.
Prigi menegaskan sungai di Sidoarjo mengandung senyawa hormon atau Endocrine Disrupting Chemical (EDC). Pembuahan ikan berlangsung secara eksternal.
Sperma dan telur ikan keluar. Kemudian, bercampur dengan racun dari popok yang mencemari sungai.
"Nah, racun popok tadi otomatis mencemari air sungai dan ikan baru mengalami intersex," katanya.
(RRN)
Sumber Berita :
Ikan di Sungai Sidoarjo Alami Intersex